About Us

We must explain to you how all seds this mistakens idea off denouncing pleasures and praising pain was born and I will give you a completed accounts of the system and expound.

Contact Info

123/A, Magelang, Indonesia

+62 7876 9865 9

info@templerr.com

“SOWAN” BALKESMAS MAGELANG masuk dalam 20 Terbaik Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Jateng Tahun 2019

SEHAT MANDIRI DENGAN SOWAN

(Supportiv, Observatif, Well being, Action Nursing)

            Tuberculosis (TB) merupakan penyebab kematian tertinggi penyakit menular di Indonesia. Kasus menjadi komplek dengan meningkatya TB MDR, TB HIV, serta kondisi akibat dampak asap rokok. Data Profil Kesehatan Jateng terjadi peningkatan kasus. Data Pofil Kesehatan Jateng terjadi peningkatan kasus. Temuan  TB MDR tahun 2016 =134 kasus, thn 2018 = 782 kasus. Prevalensi TB per 100.000 penduduk thn 2014 = 297, thn 2017= 759. Kasus HIV/AIDS thn 2014 = 1369/ 1081, thn 2018 = 2.564/ 1879 kasus.

            Peningkatan penyakit menular kronis ini disebabkan kurang kesadaran pentingnya pencegahan, dan pengobatan penderita yang tidak tuntas, diantaranya: 1) Penderita putus pengobatan, 2) Efek samping obat, 3) Dosis tidak adekuat karena ketidakpatuhan, 4) Kualitas penanganan kurang optimal, 5) dampak stigma negative penderita penyakit menular. Masa pengobatan yang lama menurunkan kondisi fisik, kehilangan pekerjaan. Putus pengobatan menyebabkan kondisi resistensi kuman terhadap obat, memperbanyak penularan,  sehingga berdampak negatif pada bio-psiko-sosio-spiritual dan ekonomi. Disisi lain anggapan masyarakat umumnya berfokus pada pengobatan (aspek kuratif) saja.

            Balkesmas Magelang sebagai rujukan spesialis paru pernafasan, berinovasi membuka Klinik Holistic Care dengan metode SOWAN (Supportiv, Observatif, Well being, Action Nursing). Merupakan Intervensi menyeluruh pada aspek biologis -psiko- sosial dan spiritual untuk membantu klien mengurangi dampak pengobatan lama, memandirikan klien menyelesaikan pengobatan, dan tetap produktif. Metode Pendekatan dengan Target Kartu Mandiri, dan Hypnoterapi.

Tujuan dari inovasi adalah ;

  1. Mengendalikan peningkatan kasus penyakit TB, TB MDR, HIV/AIDS, penyakit dampak rokok. Mewujudkan target eliminsi Tb Jateng tahun 2028.
  2. Memberikan layanan kuratif  yang terintegrasi dengan preventif , promotif, dan rehabilitative.

Klien TB minum obat minimal 6 bulan (injeksi 2 bulan), TB MDR 24 bulan (dan injeksi 6 bulan), HIV seumur hidup. Klien pengobatan jangka panjang,  muncul berbagai stressor yang tidak hanya diatasi dengan obat saja, perlu diintervensi untuk memulihkan kondisi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.

  • Meningkatkan kemampuan adaptasi klien & keluarga dalam mengatasi masalah. Klien HIV/AIDS & TB MDR menghadapi masalah yang komplek: stigma negative tentang HIV, keluhan efek samping obat, Putus asa minum obat, dikucilkan, kehilangan pekerjaan, produktifitas menurun berdampak pada ketahanan keluarga . Klien perlu dibantu untuk mengenal stressor pada dirinya.  Dan mengatasi secara mandiri. Salah satu indikatornya dengan kartu sehat mandiri.

            Kebaruan/ Keunikan inovasi ini adalah  intervensi yang mengutamakan integrasi layanan kuratif sekaligus preventif & promotif, mempermudah prosedur layanan, sumber dana relatif kecil, mudah ditransfer fasyankes lain, melibatkan keluarga/masyarakat dan lintas sektor. Inovasi murah, dan mudah, mampu mengurangi angka drop out pengobatan.

            Metode SOWAN yang diterapkan merupakan satu rangkaian proses dalam intervensi pada klien. “Sowan” dalam bahasa jawa artinya berkunjung atau menemui klien. Juga dimaknai petugas kesehatan yang pro aktif mendekati klien.

S (Suporrting)= Informasi tentang perawatan diri secara holistic. O (Observation)= Kemampuan klien dalam memonitor dirinya sendiri. W(Well-being)=Mampu meningkatkan  efikasi diri dengan mengidentifikasi hambatan. A (action) =Memelihara kemampuan klien dalam merawat diri. N (Nursing)=  Mempertahankan kemampuan klien dalam merawat diri. Metode sowan merupakan keterpaduan antara fisik & psikis dengan metode ilmiah dan ilahiyah, serta melibatkan keluarga. Media yang digunakan dengan ;

  1. Resep Sehat Mandiri, dengan media Kartu Sehat Mandiri.
  2. Hypnoterapi, pada upaya berhenti merokok.

Sumber daya yang dibutuhkan:

  1. Petugas kesehatan yang mampu komunikasi terapeutik
  2. Ruang pelayanan yang nyaman
  3. Media bantu ; kartu sehat mandiri, Smokertest, Media promkes
  4. Alur klien lebih pendek, Layanan bertahap dan berkesinambungan.
  5. Anggaran fasilitas layanan dari APBD, dikembangkan swadaya masyarakat dan lintas sektor.

Keberlanjutan Inovasi mewujudkan Layanan HITS (Holistic, Integration, Tematic & Spasial), mengembangkan kerjasama lintas sektor, LSM. Rintisan RS tanpa dinding. Inovasi Sehat Mandiri sowan di klinik Holistic care dilakukan monev berkelanjutan jangka pendek dan panjang. Monitoring individu melalui buku Resep Mandiri, kuesioner kepuasan klien & keluarga. Klien yang tutas intervensi, dapat mereplikasi pada kelompok lainnya. Inovasi mengatasi masalah social dan lingkungan, dimana klien tetap mampu berinteraksi dengan lingkungan yang masih memberikan stigma negative pada penyakit menular (seperti TB MDR, AIDS). Berefek pada ketahanan ekonomi keluarga karena klien tetap produktif, menekan berulangnya pengobatan. Kelanjutan program ini akan advokasi ke perusahaan bila ada klien TB MDR/HIV yang di PHK, karena setiap hari harus menjalani pengobatan datang fasyankes. Menekan anggaran Negara dimana penanganan TB MDR & AIDS masih disubsidi pemerintah. Jumlah layanan thn 2016 = 114 klien, 2017 = 56, 2018 = 81. Dampak langsung pada penanganan Tb di Balkesmas;

  1. adanya peningkatan capaian angka kesembuhan, dan penanganan TB MDR. Tuntas pengobatan dengan bahagia, memutus rantai penularan.. Data kesembuhan Tb balkesmas thn 2014 = 79%, 2015= 79,3%,  2016= 81%, 2017= 84 %
  2. Keterlibatan mitra ; pendampingan dari LSM Kelompok Dukungan Sebaya (KDS). Keterlibata lintas sector.
  3. Petugas kesehatan; Nyaman memberikan layanan, peningkatan kordinasi dengan Fasyankes lain.

Keterlibatan Pemangku Kepentingan ;

  1. Keluarga & masyarakat. Terlibat langsung mengatasi aspek komunikasi & dukungan sosial.
  2. Sektor swasta. Pada kasus klien TB MDR yang menjalani pengobatan 2 tahun, mengalami kehilangan pekerjaan. Perlu advokasi, dan upaya preventif & promotif pada pekerja lainya.
  3. Dinas tenaga kerja, Dinas social sebagai upaya bermitra meningkatkan produktivitas.
  4. Rumah Sakit yang memberikan layanan ARV. dukungan keberlanjutan pengobatan HIV/AIDS,
  5. Pertemuan periodic, edutainment dengan Ormas yang melakanakn pogram kesehatan, seperti Aisyiah dalam penemuan TBC, NU, KDS Semar dalam program TBC & HIV. LSM Kalandara mitra penjaringan kasus, LSM Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) yang mendampigi pasien AIDS.

Pelajaran yang dapat dipetik

  1. HITS (Holistic Integration, Tematic and Spacial), Penanganan pasien harus menyeluruh, dari aspek biopsikososiospiritual. Diperlukan intervensi yang memandirikan klien mengatasi masalahnya dan menyelesaikan pengobatan secara bertahap berkesinambungan. Kemandirian mempercepat proses pengobatan, mengurangi biaya, dan meningkatkan produktivitas.
  2. Diperlukan kerjasama sektor ekonomi. Stigma negative dan Pasien pengobatan lama menyebabkan kehilangan pekerjaan, berdampak social & ekonomi keluarga.
  3. Perlu ditingkatkan sebagai upaya preventif promotif dan rehabilitative yang terintegrasi kuratif. Penerapan dari Rumah Sakit tanpa dinding (RSTD) yang saat ini menjadi program prioritas Jawa Tengah.

Sowan merupakan inovasi yang mampu mewujudkan sehat mandiri.


Tinggalkan Balasan